Jumat, 13 September 2013

TSUNAMI


Tsunami

a.Pengertian Tsunami
Secara etimologi  istilah kata tsunami berasal dari bahasa jepang yaitu tsu yang berarti pelabuhan dan nami yang berarti gelombang laut secara harfiah tsunami dapat diartikan sebagai sebagai” ombak besar di pelabuhan”,  jadi tsunami adalah ombak besar yang terjadi setelah gempa vulkanik gunung laut, gempa tektonik atau hantaman meteor dilaut rangkaian gelombang laut ini mampu menjalar dengan kecepatan 900km / jam.




 
b.Ciri-ciri Tsunami
Tsunami dapat dikenali dari beberapa ciri yang dimilikinya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
       ketika terjadi gempa bumi, letusan gunung berapi dan tanah longsor di dasar laut serta dampak meteorit, air laut seketika berangsur surut atau naik secara mendadak dari garis pantai.
       gelombang air laut bergerak dengan cepat.
       memiliki gelombang pasang yang tinggi amplitudonya dan panjang. Dalam beberapa kasus amplitudo gelombang dapat mencapai 50 meter. Sedangkan panjang gelombang mencapai ribuan kilometer. Kapal kapal di tengah laut tidak merasakan adanya tsunami
       gelombang tsunami bergerak dengan kecepatan mencapai 500 sampai 1000 km perjam, tergantung dengan kedalaman laut . Biasanya membawa material lumpur laut yang cukup banyak
       Biasanya gelombang laut itu akan menghantam pantai atau pelabuhan terdekat dalam waktu 10 sampai 30 menit.
       berpotensi besar menghantam pantai atau pelabuhan laut yang terdekat dengan sumber tsunami.
       Gelombang tsunami biasanya berlapis-lapis. Setiap lapisan gelombang memiliki panjang gelombang sekitar 150 meter dan membutuhkan periode waktu sekitar 10 detik.


C.Penyebab Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.


d.Pencegahan Diindonesia
       Sejak Tsunami Aceh, masyarakat kita kembali menyadari bahwa Indonesia terletak di wilayah rawan bencana. Berbagai hal dilakukan sebagai wujud pengurangan dampak dari bencana, seperti memunculkan kembali kearifan masyarakat, pelatihan atau simulasi bencana, edukasi mengenai kebencanaan ke berbagai lapisan masyarakat, jalur evakuasi, hingga yang paling canggih, yaitu Tsunami Early Warning System (TEWS).
       Seperti namanya, TEWS merupakan sistem peringatan dini terhadap bahaya tsunami yang dikelola oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia. Sistem ini mendeteksi gempa bumi menggunakan strong motion, kemudian mengirim informasi tersebut melalui satelit ke pusat. Informasi tersebut menghasilkan magnitudo serta fault gempa bumi yang terjadi. Data-data ini lah yang menjadi input untuk simulasi tsunami. Apabila berpotensi tsunami, BMKG akan menyebarkan informasi ke berbagai pihak, baik pemerintah daerah, badan pemerintah lainnya, maupun media.


Berikut Cara Kerja TEWS

E.Pencegahan Tsunami Di Jepang
       Keiichiro Sako dari Sako Architechts di Tokyo merancang sebuah kawasan tepi pantai yang anti tsunami. Kawasan ini bisa dikatakan sebuah pulau buatan yang letaknya lebih tinggi dari daerah sekitarnya, dinamai "Sky Village" atau Kampung Langit. Rencananya, rancangan kawasan tersebut akan diwujudkan di kawasan Tohoku, timur laut Jepang, yang tahun 2011 lalu dihancurkan gempa.
       Rancangan berbentuk lingkaran atau oval sangat penting. Jika bangunan berbentuk kotak, maka air dari gelombang tsunami akan langsung menghantam. Jika bangunan berbentuk oval, maka air akan mengalir ke samping. 
       Sako merancang bangunan sebaik mungkin sehingga anti-tsunami. Saat tsunami, gerbang bangunan tertutup sehingga air tak bisa masuk. Listrik disuplai dengan energi terbarukan ag Dana pembangunan Sky Village tentunya sangat besar. Yasuaki Onoda dari Departemen Arsitektur dan Ilmu Bangunan di Tohoku University memperkirakan bahwa biayanya bisa mencapai triliunan rupiah per 'pulau'. 
       Untuk mengatasi tantangan biaya, Sako mengatakan bahwa akan mendaur ulang material bangunan yang dihancurkan tsunami tahun lalu. Ia percaya, bangunan tak cuma akan membantu para penduduk, tapi juga menjadi tujuan wisata.
       ar tetap bisa beroperasi. Ada pula cadangan baterai lithium.
       Dana pembangunan Sky Village tentunya sangat besar. Yasuaki Onoda dari Departemen Arsitektur dan Ilmu Bangunan di Tohoku University memperkirakan bahwa biayanya bisa mencapai triliunan rupiah per 'pulau'. 
Untuk mengatasi tantangan biaya, Sako mengatakan bahwa akan mendaur ulang material bangunan yang dihancurkan tsunami tahun lalu. Ia percaya, bangunan tak cuma akan membantu para penduduk, tapi juga menjadi tujuan wisata.


Ilustrasi=








Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Blogger templates