a.Pengertian Tsunami
Secara etimologi
istilah kata tsunami berasal dari bahasa jepang yaitu tsu yang berarti
pelabuhan dan nami yang berarti gelombang laut secara harfiah tsunami dapat
diartikan sebagai sebagai” ombak besar di pelabuhan”, jadi tsunami adalah ombak besar yang terjadi
setelah gempa vulkanik gunung laut, gempa tektonik atau hantaman meteor dilaut
rangkaian gelombang laut ini mampu menjalar dengan kecepatan 900km / jam.
b.Ciri-ciri Tsunami
Tsunami dapat dikenali dari beberapa ciri yang dimilikinya.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
• ketika
terjadi gempa bumi, letusan gunung berapi dan tanah longsor di dasar laut serta
dampak meteorit, air laut seketika berangsur surut atau naik secara mendadak
dari garis pantai.
• gelombang
air laut bergerak dengan cepat.
• memiliki
gelombang pasang yang tinggi amplitudonya dan panjang. Dalam beberapa kasus
amplitudo gelombang dapat mencapai 50 meter. Sedangkan panjang gelombang
mencapai ribuan kilometer. Kapal kapal di tengah laut tidak merasakan adanya
tsunami
• gelombang
tsunami bergerak dengan kecepatan mencapai 500 sampai 1000 km perjam,
tergantung dengan kedalaman laut . Biasanya membawa material lumpur laut yang
cukup banyak
• Biasanya
gelombang laut itu akan menghantam pantai atau pelabuhan terdekat dalam waktu
10 sampai 30 menit.
• berpotensi
besar menghantam pantai atau pelabuhan laut yang terdekat dengan sumber
tsunami.
• Gelombang
tsunami biasanya berlapis-lapis. Setiap lapisan gelombang memiliki panjang
gelombang sekitar 150 meter dan membutuhkan periode waktu sekitar 10 detik.
C.Penyebab Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan
perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor
maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi
bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung
meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar
laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan
air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air
laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan
terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut
di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer
per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih
50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah
laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun
saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi
penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan
jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan
bisa beberapa kilometer.
d.Pencegahan Diindonesia
• Sejak
Tsunami Aceh, masyarakat kita kembali menyadari bahwa Indonesia terletak di wilayah
rawan bencana. Berbagai hal dilakukan sebagai wujud pengurangan dampak dari
bencana, seperti memunculkan kembali kearifan masyarakat, pelatihan atau
simulasi bencana, edukasi mengenai kebencanaan ke berbagai lapisan masyarakat,
jalur evakuasi, hingga yang paling canggih, yaitu Tsunami Early Warning System
(TEWS).
• Seperti
namanya, TEWS merupakan sistem peringatan dini terhadap bahaya tsunami yang
dikelola oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia.
Sistem ini mendeteksi gempa bumi menggunakan strong motion, kemudian mengirim
informasi tersebut melalui satelit ke pusat. Informasi tersebut menghasilkan
magnitudo serta fault gempa bumi yang terjadi. Data-data ini lah yang menjadi
input untuk simulasi tsunami. Apabila berpotensi tsunami, BMKG akan menyebarkan
informasi ke berbagai pihak, baik pemerintah daerah, badan pemerintah lainnya,
maupun media.
Berikut Cara Kerja
TEWS
E.Pencegahan Tsunami Di Jepang
• Keiichiro
Sako dari Sako Architechts di Tokyo merancang sebuah kawasan tepi pantai yang
anti tsunami. Kawasan ini bisa dikatakan sebuah pulau buatan yang letaknya
lebih tinggi dari daerah sekitarnya, dinamai "Sky Village" atau
Kampung Langit. Rencananya, rancangan kawasan tersebut akan diwujudkan di
kawasan Tohoku, timur laut Jepang, yang tahun 2011 lalu dihancurkan gempa.
• Rancangan
berbentuk lingkaran atau oval sangat penting. Jika bangunan berbentuk kotak,
maka air dari gelombang tsunami akan langsung menghantam. Jika bangunan
berbentuk oval, maka air akan mengalir ke samping.
• Sako
merancang bangunan sebaik mungkin sehingga anti-tsunami. Saat tsunami, gerbang
bangunan tertutup sehingga air tak bisa masuk. Listrik disuplai dengan energi
terbarukan ag Dana pembangunan Sky Village tentunya sangat besar. Yasuaki Onoda
dari Departemen Arsitektur dan Ilmu Bangunan di Tohoku University memperkirakan
bahwa biayanya bisa mencapai triliunan rupiah per 'pulau'.
• Untuk
mengatasi tantangan biaya, Sako mengatakan bahwa akan mendaur ulang material
bangunan yang dihancurkan tsunami tahun lalu. Ia percaya, bangunan tak cuma
akan membantu para penduduk, tapi juga menjadi tujuan wisata.
• ar
tetap bisa beroperasi. Ada pula cadangan baterai lithium.
• Dana
pembangunan Sky Village tentunya sangat besar. Yasuaki Onoda dari Departemen
Arsitektur dan Ilmu Bangunan di Tohoku University memperkirakan bahwa biayanya
bisa mencapai triliunan rupiah per 'pulau'.
Untuk mengatasi tantangan biaya, Sako mengatakan bahwa
akan mendaur ulang material bangunan yang dihancurkan tsunami tahun lalu. Ia
percaya, bangunan tak cuma akan membantu para penduduk, tapi juga menjadi
tujuan wisata.
Ilustrasi=
Tidak ada komentar :
Posting Komentar